Friday, November 2, 2012


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dahulu, bayi baru lahir yang berat badannya 2.500 gr atau kurang disebut bayi prematur. Ternyata morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya tergantung pada berat badannya, tetapi juga pada tingkat kematangan (moturitas) bayi tersebut.
Bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah (di bawah 2.500 gr) dan juga atau mempunyai masa gestasi kurang dari 37 minggu mempunyai morbiditas atau mortalitas yang lebih besar dari rata-rata karena kondisi atau situasi yang tumpang tindih pada keadaan normal suatu kejadian.

B.     Tujuan Penulisan
1.   Tujuan Umum
Mahasiswa-mahasiswi dapat memahami dan memberi asuhan keperawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
  1. Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami pengertian “BBLR”
b.      Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami klasifikasi bayi”BBLR”
c.       Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami tentang “prematuritas murni”
d.      Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami tentang “bayi dismatur”
e.       Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami cara perawatan bayi BBLR

C.    Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan metode studi pustaka.



1
 
 

D.    Sistematika Penulisan
·         Kata Pengantar
·         Daftar Isi
·         Bab  I  Pendahuluan :
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan Penulisan
C.     Metode Penulisan
D.    Sistematika Penulisan
·         Bab  II  Tinjauan Teoritis
A.    Definisi BBLR
B.     Klasifikasi bayi BBLR
C.     Prematuritas Murni
D.    Bayi Dismaturitas
E.     Perawatan bayi BBLR
·         Bab  III  Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A.    Pengkajian
B.     Diagnosa Keperawatan
C.     Intervensi Keperawatan
·         Daftar Pustaka


BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.    Definisi
Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berberat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Ilmu Kesehatan Anak,1997 = 1051)

B.     Kasifikasi Bayi BBLR :
1.   Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau bisa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (MKB – SMK).
2.   Dismaturitas murni
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.

C.  Prematuritas Murni
1.   Penyebab prematuritas murni :
a.   Faktor ibu
1)   Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan: toksemia gravidarum, trauma fisis dan psikologis, kelainan bentuk uterus, pendarahan.
2)   Usia ibu di bawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat.
3)   Keadaan sosial ekonomi yang rendah.
b.   Faktor Janin
Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir bayi BBLR.


2.   Karakteritik klinis
§  Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
§  Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
§  Panjang badan sama atau kurang dari 45 cm
§  Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
§  Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
§  Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
§  Lingkar dada sama atau kurang dari 30 cm
§  Rambut lanugo masih banyak
§  Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
§  Tulang rawang daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga
§  Tumit mengilap, telapak kaki halus
§  Pada laki-laki testis belum turun kedalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh babia miyora.
§  Tonus otot lemak, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
§  Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk dan fungsinya lemah.
§  Jaringan mamae belum sempurna, demikian pula puting susu belum terbentuk dengan baik.
3.   Penyakit bayi prematur
a.   Sindrom gangguan pernafasan idiopatik
            Disebut juga penyakit membran karena membran bialin karena membran bialin akan melapisi alveolus paru .
b.   Pneumonia aspirasi
            Karena refleks menelan dan batuk belum sempurna.
c.   Pendarahan intraventriuler
            Pendarahan spontan diventrikel otak kateral karena anoreksia otak.
d.   Fibroflasia retrolental
            Disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan.
e.   Hiperbilirubinemia
            Disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna.

D.  Bayi Dismatur
1.   Penyebab dismaturitas
a.   Faktor janin
            Kelainan kromosom
b.   Faktor ibu
            Toksemia, hipoksemia, ketergantungan (obat, narkotik, alkohol, rokok).
2.   Karakteristik klinis
-     Pada pre-term, gejala fisik sama dengan bayi prematur murni ditambah dengan gejala retundasi pertumbuhan.
-     Pada bayi cukup bulan dan post-term gejala yang menonjol ialah “wasting”.
3.   Penyakit bayi dismatur
a.   Sindrom aspirasi mekonium
            Hipoksia intra uterin akan mengakibatkan janin mengadakan “gasping” dalam uterus.
b.   Hipoglikemia simtimatik
            Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin disebabkan oleh persediaan glikogen yang sangat kurang.
c.   Asfiksia neonatorum
d.   Penyakit membran bialin
            Diderita bayi dismatur pre-term masa gestasi kurang dari 35 minggu, karena pertumbuhan surfaktan paru yang belum cukup.
e.   Hiperbilirubinemia
               Berat hati dismatur kurang dibandingkan bayi normal, karena gangguan pertumbuhan hati.


E.  Perawatan Bayi BBLR
1.   Pelestarian/penanganan suhu tubuh
               Suhu perawatan harus di atas 250 C bagi bayi dengan berat sekitar 2000 gram dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram untuk tempat tidur terbuka.
2.   Nutrisi
               Pada bayi BBLR adanya kelemahan otot lidah dan palatum serta perkembangan susunan saraf yang tidak lengkap yaitu refleks menghisap dan menelan yang lemah mengakibatkan terjadinya kesukaran makan, sehingga harus diberikan melalui kateter secara perlahan-perlahan. Pada bayi dismatur tampak haus dan harus diberikan makanan dini untuk menghindari terjadinya hipoglikemia.
3.   Mencegah infeksi
               Pencegahan infeksi sangat penting dari ibu ke janin terganggu. Pada beberapa unit, terdapat kebijaksanaan untuk memakai masker dan gaun sementara menangani bayi.
4.   Pemberian oksigen
               Ekpansi paru yang buruk merupakan masalah yang serius bagi bayi pre-term, akibat jaringan paru-paru yang kurang berkembang, yaitu tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi oksigen yang dianjurkan adalah sekitar 30 -35%.


 PATOFISIOLOGI
Etiologi
 


BBLR
 


Imaturitas pusat pernafasan
 


Pembentukan membran insulin surfatan tak sempurna
 


Alfeoli kolaps
 


Inefektif pola nafas
Pembentukan lemak belum sempurna
 


Kulit tipis
 


Ketidakmampuan mempertahankan panas
 


Hipotermi
 


Gangguan termoregulasi

Refleks menelan buruk
 


Intakea kurang
 


Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Imunitas rendah
 


Sistem dalam tubuh belum teratur
 


Resti infeksi




BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)


A.  Pengkajian
1.   Anamnesa
a.   Identitas klien
      Nama, tanggal lahir, jenis kelamin, anak ke-, tanggal masuk, tanggal pengkajian, alamat.
b.   Identitas orang tua
      Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2.   Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a.   Riwayat kehamilan
-     Riwayat penggunaan obat-obatan, alkohol, rokok, kafein
-     Riwayat mal nutrisi
-     Riwayat penyakit seperti hipertensi, toksemia, plasenta previa
-     Riwayat aborsi, kelahiran prematur
b.   Riwayat persalinan
3.   Pemeriksaan Fisik
*    Kardiovaskuler
            Denyut jantung rata-rata 120-160 x/menit
*    Gastrointestinal
            Penonjolan abdomen: refleks menelan dan mengisap lemah, ada atau tidak anus.
*    Integumen
            Kulit berwarna merah atau merah muda, terdapat lanuga di sekujur tubuh, kurus, kulit tampak transparan, halus dan mengkilap, edema yang menyeluruh terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek belum melewati ujung jari, rambut jarang atau mungkin tidak ada sama sekali, pembuluh darah terlihat jelas.
*    Muskuloskeletal
            Tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak, tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif atau letargik.
*    Neurologis
            Menelan, mengisap dan batuk sangat lemah atau tidak efektif, mata mungkin tertutup atau mengatup apabila umur kehamilan belum mencapai 25 sampai minggu, suhu tubuh tidak stabil (hipoteremia), gemetar.
*    Paru
            Jumlah pernafasan rata-rata antara 40-60 /menit diselingi dengan periode apne, pernafasan tidak teratur, dengan nasal melebar, dengkuran, retraksi (interkostal, suprasternal, substernal).
*    Ginjal
            Berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran.
*    Reproduksi
            Bayi perempuan: klitoris yang menonjol dengan labia mayora belum berkembang; bayi laki-laki: skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga kecil, terstis tidak turun ke dalam skrotum.
*    Sikap
            Tangis lemah, tidak aktif, dan tremor.

B.  Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
  1. Inefektif pola nafas berhubungan dengan imaturitas paru
  2. Gangguan termoregulasi: hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh.
  3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan refleks menelan.
  4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunologis (daya tahan tubuh).
  5. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan bayi yang sakit di rumah.

C.  Intervensi Keperawatan
      DP. I      :  Inefektif pola nafas berhubungan dengan imaturitas paru
      Tujuan    :  Pola nafas kembali efektif
Intervensi
Rasional
-   Tempatkan pada posisi telungkup bila memungkinkan



-   Tempatkan pada posisi telentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atap dalam posisi “mengendus”.

-   Lakukan penghisapan seperlunya untuk menghilangkan mucus yang terakumulasi.

-   Posisi ini menghasilkan perbaikan oksigenasi, pemberian makan ditoleransi dengan baik, dan lebih mengatur pada tidur/istirahat.

-   Mencegah penyempitan jalan nafas.



-   Penghisapan secara rutin dapat menyebabkan bronkospasme, bradikardi karena stimulasi saraf vegal.


      DP. II     :  Gangguan termoregulasi: Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh
      Tujuan    :  Suhu kembali normal
Intervensi
Rasional
-   Tempatkan bayi dalam incubator, penghangat radian atau pakaian hangat dalam keranjang terbuka.

-   Kontrol suhu udara sesuai kebutuhan.

-   Hindari situasi yang dapat mempredisposisikan bayi pada kehilangan panas, seperti terpapar udara dingin, jendela, mandi, atau timbangan dingin.

-   Pantau suhu aksila pada bayi yang tidak stabil.

-   Mempertahankan suhu tubuh.



-   Mempertahankan suhu kulit dalam rentang termal yang dapat diterima.

-   Mencegah kehilangan panas berlebihan.




-   Mempermudah intervensi, jika terjadi perubahan suhu.


      DP. III   :  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan refleks menelan
      Tujuan    :  Pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Intervensi
Rasional
-   Pertahankan cairan parenteral atau nutrisi parenteral total sesuai instruksi.

-   Kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada payudara, khususnya kemampuan untuk mengkoordinasikan menelan dan pernafasan.

-   Timbang bayi setiap hari.

-   Bayi mendapatkan kalori dan nutrien esensial yang adekuat.


-   Meminimalkan resiko aspirasi.





-   Membandingkan berat badan dengan asupan kalori yang dibutuhkan.


      DP. IV   :  Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
      Tujuan    :  Pasien tidak terjangkit infeksi
Intervensi
Rasional
-   Pastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengurus bayi.

-   Pastikan bahwa semua alat yang kontak dengan bayi sudah bersih atau steril.

-   Isolasi bayi lain yang mengalami infeksi sesuai kebijakan instruksional.
-   Meminimalkan pemajanan pada organisme inefektif.


-   Mencegah infeksi casokomial.



-   Mencegah penularan infeksi.






      DP. V     :  Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan bayi yang sakit di rumah
      Tujuan    :  Orang tua dan keluarga mengetahui tentang penyakit bayi dan perawatan selanjutnya
Intervensi
Rasional
-   Berikan informasi pada orang tua dan keluarga tentang proses penyakit, prosedur perawatan, tanda dan gejala masalah pernafasan, dan perawatan lebih lanjut.

-   Ajari orang tua dan keluarga tentang perawatan yang dibutuhkan.

-   Dorong ibu dan ayah untuk berkunjung.

-   Tekankan aspek positif dari status bayi.

-   Membantu orang tua memahami aspek paling penting dari perawatan, tanda perbaikan atau penyimpangan pada kondisi bayi.



-   Menciptakan rasa percaya.



-   Mendapat informasi kemajuan bayi secara maksimal.

-   Mendorong rasa pengharapan.




DAFTAR PUSTAKA


Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, (1998), Ilmu Kesehatan Anak 3, FKUI, Jakarta

Wong, Donna L., (2003), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta

Surasmi, Asrining, dkk, (2003), Perawat Bayi Resiko Tinggi, EGC, Jakarta

Rosa M. Sacharin, (1996), Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2, EGC, Jakarta







No comments:

Post a Comment