BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dahulu, bayi baru lahir yang berat badannya 2.500 gr
atau kurang disebut bayi prematur. Ternyata morbiditas dan mortalitas neonatus
tidak hanya tergantung pada berat badannya, tetapi juga pada tingkat kematangan
(moturitas) bayi tersebut.
Bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah (di bawah
2.500 gr) dan juga atau mempunyai masa gestasi kurang dari 37 minggu mempunyai
morbiditas atau mortalitas yang lebih besar dari rata-rata karena kondisi atau
situasi yang tumpang tindih pada keadaan normal suatu kejadian.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa-mahasiswi dapat memahami dan memberi asuhan
keperawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami pengertian “BBLR”
b.
Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami klasifikasi
bayi”BBLR”
c.
Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami tentang
“prematuritas murni”
d.
Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami tentang “bayi
dismatur”
e.
Mahasiswa-mahasiswi mampu memahami cara perawatan bayi
BBLR
C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan
metode studi pustaka.
|
D. Sistematika Penulisan
·
Kata Pengantar
·
Daftar Isi
·
Bab I Pendahuluan :
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan Penulisan
C.
Metode Penulisan
D.
Sistematika Penulisan
·
Bab II Tinjauan Teoritis
A.
Definisi BBLR
B.
Klasifikasi bayi BBLR
C.
Prematuritas Murni
D.
Bayi Dismaturitas
E.
Perawatan bayi BBLR
·
Bab
III Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan
A.
Pengkajian
B.
Diagnosa Keperawatan
C.
Intervensi Keperawatan
·
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah
bayi baru lahir yang berberat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari
2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Ilmu Kesehatan Anak,1997 = 1051)
B. Kasifikasi Bayi BBLR :
1. Prematuritas
murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasi itu atau bisa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (MKB – SMK).
2. Dismaturitas
murni
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi itu.
C. Prematuritas Murni
1. Penyebab
prematuritas murni :
a. Faktor ibu
1) Penyakit
yang berhubungan langsung dengan kehamilan: toksemia gravidarum, trauma fisis
dan psikologis, kelainan bentuk uterus, pendarahan.
2) Usia
ibu di bawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya
terlalu dekat.
3) Keadaan
sosial ekonomi yang rendah.
b. Faktor
Janin
Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan
lahir bayi BBLR.
2. Karakteritik
klinis
§
Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37
minggu
§
Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500
gram
§
Panjang badan sama atau kurang dari 45 cm
§
Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
§
Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
§
Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33
cm
§
Lingkar dada sama atau kurang dari 30 cm
§
Rambut lanugo masih banyak
§
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
§
Tulang rawang daun telinga belum sempurna
pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga
§
Tumit mengilap, telapak kaki halus
§
Pada laki-laki testis belum turun kedalam
skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup
oleh babia miyora.
§
Tonus otot lemak, sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakannya lemah.
§
Fungsi saraf yang belum atau kurang matang,
mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk dan fungsinya lemah.
§
Jaringan mamae belum sempurna, demikian pula
puting susu belum terbentuk dengan baik.
3. Penyakit
bayi prematur
a. Sindrom
gangguan pernafasan idiopatik
Disebut
juga penyakit membran karena membran bialin karena membran bialin akan melapisi
alveolus paru .
b. Pneumonia
aspirasi
Karena
refleks menelan dan batuk belum sempurna.
c. Pendarahan
intraventriuler
Pendarahan
spontan diventrikel otak kateral karena anoreksia otak.
d. Fibroflasia
retrolental
Disebabkan
oleh gangguan oksigen yang berlebihan.
e. Hiperbilirubinemia
Disebabkan
faktor kematangan hepar sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin
direk belum sempurna.
D. Bayi Dismatur
1. Penyebab
dismaturitas
a. Faktor
janin
Kelainan
kromosom
b. Faktor
ibu
Toksemia, hipoksemia, ketergantungan
(obat, narkotik, alkohol, rokok).
2. Karakteristik
klinis
- Pada
pre-term, gejala fisik sama dengan bayi prematur murni ditambah dengan gejala
retundasi pertumbuhan.
- Pada bayi
cukup bulan dan post-term gejala yang menonjol ialah “wasting”.
3. Penyakit
bayi dismatur
a. Sindrom
aspirasi mekonium
Hipoksia
intra uterin akan mengakibatkan janin mengadakan “gasping” dalam uterus.
b. Hipoglikemia
simtimatik
Penyebabnya
belum jelas, tetapi mungkin disebabkan oleh persediaan glikogen yang sangat
kurang.
c. Asfiksia
neonatorum
d. Penyakit
membran bialin
Diderita
bayi dismatur pre-term masa gestasi kurang dari 35 minggu, karena pertumbuhan
surfaktan paru yang belum cukup.
e. Hiperbilirubinemia
Berat
hati dismatur kurang dibandingkan bayi normal, karena gangguan pertumbuhan
hati.
E. Perawatan Bayi BBLR
1. Pelestarian/penanganan
suhu tubuh
Suhu
perawatan harus di atas 250 C bagi bayi dengan berat sekitar 2000
gram dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
untuk tempat tidur terbuka.
2. Nutrisi
Pada
bayi BBLR adanya kelemahan otot lidah dan palatum serta perkembangan susunan
saraf yang tidak lengkap yaitu refleks menghisap dan menelan yang lemah
mengakibatkan terjadinya kesukaran makan, sehingga harus diberikan melalui
kateter secara perlahan-perlahan. Pada bayi dismatur tampak haus dan harus
diberikan makanan dini untuk menghindari terjadinya hipoglikemia.
3. Mencegah
infeksi
Pencegahan
infeksi sangat penting dari ibu ke janin terganggu. Pada beberapa unit,
terdapat kebijaksanaan untuk memakai masker dan gaun sementara menangani bayi.
4. Pemberian
oksigen
Ekpansi
paru yang buruk merupakan masalah yang serius bagi bayi pre-term, akibat
jaringan paru-paru yang kurang berkembang, yaitu tidak adanya alveoli dan
surfaktan. Konsentrasi oksigen yang dianjurkan adalah sekitar 30 -35%.
|
Etiologi
BBLR
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
Imaturitas
pusat pernafasan
Pembentukan
membran insulin surfatan tak sempurna
Alfeoli
kolaps
Inefektif
pola nafas
|
Pembentukan
lemak belum sempurna
Kulit
tipis
Ketidakmampuan
mempertahankan panas
Hipotermi
Gangguan
termoregulasi
|
Refleks
menelan buruk
Intakea
kurang
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
|
Imunitas
rendah
Sistem
dalam tubuh belum teratur
Resti
infeksi
|
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas
klien
Nama,
tanggal lahir, jenis kelamin, anak ke-, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
alamat.
b. Identitas
orang tua
Nama,
umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat
kehamilan
- Riwayat
penggunaan obat-obatan, alkohol, rokok, kafein
- Riwayat
mal nutrisi
- Riwayat
penyakit seperti hipertensi, toksemia, plasenta previa
- Riwayat
aborsi, kelahiran prematur
b. Riwayat
persalinan
3. Pemeriksaan Fisik
* Kardiovaskuler
Denyut
jantung rata-rata 120-160 x/menit
* Gastrointestinal
Penonjolan
abdomen: refleks menelan dan mengisap lemah, ada atau tidak anus.
* Integumen
Kulit
berwarna merah atau merah muda, terdapat lanuga di sekujur tubuh, kurus, kulit
tampak transparan, halus dan mengkilap, edema yang menyeluruh terjadi pada saat
kelahiran, kuku pendek belum melewati ujung jari, rambut jarang atau mungkin
tidak ada sama sekali, pembuluh darah terlihat jelas.
* Muskuloskeletal
Tulang
kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak, tulang
tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif atau letargik.
* Neurologis
Menelan,
mengisap dan batuk sangat lemah atau tidak efektif, mata mungkin tertutup atau
mengatup apabila umur kehamilan belum mencapai 25 sampai minggu, suhu tubuh
tidak stabil (hipoteremia), gemetar.
* Paru
Jumlah
pernafasan rata-rata antara 40-60 /menit diselingi dengan periode apne,
pernafasan tidak teratur, dengan nasal melebar, dengkuran, retraksi
(interkostal, suprasternal, substernal).
* Ginjal
Berkemih
terjadi setelah 8 jam kelahiran.
* Reproduksi
Bayi
perempuan: klitoris yang menonjol dengan labia mayora belum berkembang; bayi
laki-laki: skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga kecil, terstis
tidak turun ke dalam skrotum.
* Sikap
Tangis
lemah, tidak aktif, dan tremor.
B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
- Inefektif pola nafas berhubungan dengan
imaturitas paru
- Gangguan termoregulasi: hipotermi
berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh.
- Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan refleks menelan.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan penurunan imunologis (daya tahan tubuh).
- Kurang pengetahuan yang berhubungan
dengan perawatan bayi yang sakit di rumah.
C. Intervensi Keperawatan
DP. I : Inefektif pola nafas berhubungan dengan
imaturitas paru
Tujuan : Pola nafas kembali efektif
Intervensi
|
Rasional
|
- Tempatkan pada posisi telungkup bila
memungkinkan
- Tempatkan pada posisi telentang dengan
leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atap dalam posisi “mengendus”.
- Lakukan penghisapan seperlunya untuk
menghilangkan mucus yang terakumulasi.
|
- Posisi ini menghasilkan perbaikan
oksigenasi, pemberian makan ditoleransi dengan baik, dan lebih mengatur pada
tidur/istirahat.
- Mencegah penyempitan jalan nafas.
- Penghisapan secara rutin dapat menyebabkan
bronkospasme, bradikardi karena stimulasi saraf vegal.
|
DP. II : Gangguan termoregulasi: Hipotermi berhubungan
dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh
Tujuan : Suhu kembali normal
Intervensi
|
Rasional
|
- Tempatkan bayi dalam incubator, penghangat
radian atau pakaian hangat dalam keranjang terbuka.
- Kontrol suhu udara sesuai kebutuhan.
- Hindari situasi yang dapat
mempredisposisikan bayi pada kehilangan panas, seperti terpapar udara dingin,
jendela, mandi, atau timbangan dingin.
- Pantau suhu aksila pada bayi yang tidak
stabil.
|
- Mempertahankan suhu tubuh.
- Mempertahankan suhu kulit dalam rentang
termal yang dapat diterima.
- Mencegah kehilangan panas berlebihan.
- Mempermudah intervensi, jika terjadi
perubahan suhu.
|
DP. III : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan penurunan refleks menelan
Tujuan : Pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Intervensi
|
Rasional
|
- Pertahankan cairan parenteral atau nutrisi
parenteral total sesuai instruksi.
- Kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada
payudara, khususnya kemampuan untuk mengkoordinasikan menelan dan pernafasan.
- Timbang bayi setiap hari.
|
- Bayi mendapatkan kalori dan nutrien
esensial yang adekuat.
- Meminimalkan resiko aspirasi.
- Membandingkan berat badan dengan asupan
kalori yang dibutuhkan.
|
DP. IV : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
penurunan daya tahan tubuh
Tujuan : Pasien tidak terjangkit infeksi
Intervensi
|
Rasional
|
- Pastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci
tangan sebelum dan sesudah mengurus bayi.
- Pastikan bahwa semua alat yang kontak
dengan bayi sudah bersih atau steril.
- Isolasi bayi lain yang mengalami infeksi
sesuai kebijakan instruksional.
|
- Meminimalkan pemajanan pada organisme
inefektif.
- Mencegah infeksi casokomial.
- Mencegah penularan infeksi.
|
DP. V : Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan
perawatan bayi yang sakit di rumah
Tujuan : Orang tua dan keluarga mengetahui tentang
penyakit bayi dan perawatan selanjutnya
Intervensi
|
Rasional
|
- Berikan informasi pada orang tua dan
keluarga tentang proses penyakit, prosedur perawatan, tanda dan gejala
masalah pernafasan, dan perawatan lebih lanjut.
- Ajari orang tua dan keluarga tentang
perawatan yang dibutuhkan.
- Dorong ibu dan ayah untuk berkunjung.
- Tekankan aspek positif dari status bayi.
|
- Membantu orang tua memahami aspek paling
penting dari perawatan, tanda perbaikan atau penyimpangan pada kondisi bayi.
- Menciptakan rasa percaya.
- Mendapat informasi kemajuan bayi secara
maksimal.
- Mendorong rasa pengharapan.
|
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, (1998), Ilmu Kesehatan Anak 3, FKUI, Jakarta
Wong, Donna L., (2003), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta
Surasmi, Asrining, dkk, (2003), Perawat Bayi Resiko Tinggi, EGC, Jakarta
Rosa M. Sacharin, (1996), Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2, EGC, Jakarta
No comments:
Post a Comment